Terima kasih sudah berkenan Bantu Share
Beberapa waktu lalu ramai orang bicara soal kabar sudah direstuinya Jokowi jadi calon presiden oleh Megawati di berbagai media. Bahkan disalah satu media ternama Nasional sudah membuat ilustrasi gambar yang berjudul sangat jelas bertuliskan “Calon Presiden 2014: Megawati Restui Jokowi”.
Membaca judul tersebut pastinya yang ada di kepala kita tentunya jika seolah-olah Megawati sudah merestui Jokowi jadi calon Presiden RI. Berbeda dengan pemberitaan di media lain yang masih diikuti dengan akhiran tanda tanya (?).
Namun barusaja kabar itu tersebar, beberapa saat kemudian muncul kembali beberapa pemberitaan yang ramai-ramai memberitakan jika ternyata Megawati belum merestui Jokowi menjadi Calon Presiden di Pemilu 2014.
Kondisi ini tentunya membuat para pendukung Jokowi dan politikus partai lainya menjadi “ketar-ketir”.
Bagi para pendukung Jokowi, restu Megawati dan kepastian dicalonkan tidaknya Jokowi menjadi calon Presiden merupakan seuatu yang sangat ditunggu.
Hal tersebut wajar karena walau Megawati belum memastikan restunya untuk mendukung Jokowi menjadi calon Presiden, diberbagai daerah sudah banyak relawan Jokowi yang sudah memplokamirkan dukungan mereka supaya Jokowi dijadikan calon Presiden di Pemilu 2014 ini.
Bagi para politikus dan partai-partai lainya, Kepastian dicalonkan tidaknya Jokowi jadi calon Presiden juga pasti sangat ditunggu. Hal tersebut karena sangat mungkin ketika Jokowi dipastikan menjadi calon Presiden, beberapa partai akan mendekat ke PDIP dengan harapan bisa berkoalisi.
Walau saat ini beberapa partai politik sudah berani menetapkan calon presiden mereka, akan tetapi ketika Jokowi benar-benar dipastikan menjadi calon Presiden, kebijakan partai bisa saja berubah.
Hal tersebut dikarenakan sebagaimana kita tahu bahwa partai politik di Indonesia hampir semuanya hanya menghitung untung dan rugi dalam berpolitik.
Jadi sangat jarang kita dengar partai-partai politik kita punya Idiologi yang kuat serta konsisten dalam bersikap dalam berpolitik.
Saya contohkan misalkan saat ini ada beberapa partai yang masih menyatu dan berkoalisi dengan Demokrat. Tapi saya pastikan di Pemilu 2014 ini, mereka yang saat ini berkoalisi bisa pecah belah ketika Jokowi di calonkan menjadi Presiden.
Disiniliah terlihat jelas bahwa bukan karena Idiologi mereka berkoalisi melainkan lebih menghitung untung dan rugi secara materi dalam berkoalisi.
Terkait dengan belum adanya kepastian direstui tidaknya Jokowi oleh Megawati untuk menjadi calon Presiden, sangat mungkin hal ini dikarenakan strategi PDIP.
Kemungkinan dari kondisi hanya ada 2 kemungkinan, Kemungkinan pertama, Megawati akan merestui Jokowi untuk mencalonkan diri jadi calon Presiden. Kemungkinan Kedua, Megawati tidak merestui Jokowi jadi calon Presiden karena Megawati masih ingin menjadi Presiden lagi.
Dari kedua kemungkinan tersebut semua keputusan ada di tangan Megawati. Sikap Megawati yang seperti ini memang menguntungkan PDIP karena PDIP berharap dengan belum dipastikanya Jokowi menjadi calon Presiden, maka PDIP berharap supaya elektabilitas Jokowi akan tetap jadi bahan perbincangan yang dengan cara itu diharapkan juga ikut menaikan elektabilitas PDIP.
Tapi jika menurut saya pribadi, sikap Megawati ini justru bisa akan “membunuh” image PDIP yang dianggap tidak tegas dan cepat dalam memutuskan sehingga jika pada keputusan akhirnya tidak sesuai aspirasi dan keinginan pendukung Jokowi, maka reputasi PDIP bisa hancur.
Seandainya Megawati pada akhirnya tidak mencalonkan Jokowi jadi calon Presiden dan kemudian justru dirinyalah yang mencalonkan jadi calon Presiden, maka disitulah puncak kemungkinan besar Megawati dan PDIP akan dikecam tidak hanya oleh pendukung Jokowi saja tapi juga akan dikecam oleh kader PDIP sendiri yang sudah jelas banyak menyetujui jika Jokowilah calon Presiden yang mereka harapkan.
Kondisi politik yang semakin mendekati PEMILU memang akan semakin panas karena diantara politikus saling adu strategi untuk menjadi pemenang. Namun semuanya akan ditentukan dalam PEMILU yang sebentar lagi akan diselenggarakan.
sumber foto : detikNews