Terima kasih sudah berkenan Bantu Share
Tipe Pekerja yang Berpotensi Stres Berat hingga Meninggal.
Personal BLOG | Hidup dan mati manusia memang sudah ditentukan oleh Tuhan, tapi itu jangan dijadikan alasan untuk kita lupa supaya tetap menjaga kesehatan.
Meninggalnya Mita Diran yang dikarenakan terlalu capek bekerja hingga 30 jam, tentunya harus kita jadikan pelajaran bahwa bekerja terlalu keras tanpa memperhatikan kesehatan itu sangat berakibat buruk.
[BACA JUGA: 5 Kisah Mita Diran Kerja 30 jam Hingga Meninggal]
Apa Pradnya Paramitha atau Mita Diran beberapa waktu lalu menjadi alarm pengingat bahwa bekerja tanpa mengingat kondisi tubuh bisa berakibat fatal.
Mitra Dian bukan satu-satunya korban dari pekerjaan dan perusahaan. Masih banyak kasus para workaholic seperti ini khususnya di Jakarta.
Menurut konsultan kesehatan dan Sekjen Perhimpunan Dokter Umum Indonesia, dr Enrico Rinaldi, ada beberapa tipikal pekerja yang bisa mengalami nasib serupa dengan Mitra Dian.
Berikut adalah 4 tipikal pekerja keras yang berpotensi meninggal dunia sebagaimana saya kutip langsung dari merdeka.com (20/12/13):
#1. Pekerja kantoran
Tidak seperti pekerja yang mengandalkan fisik sebagai tenaga untuk bekerja, orang kantoran justru punya potensi stress dan risiko kesehatan lebih tinggi.
“Semua pekerja terutama yang paling kelihatan yang menggunakan fisik pasti capek tetapi mereka kalau capek pasti berhenti. Sekarang ini di depan komputer dapet deadline dia nggak sadar kalau tubuhnya capek,” kata dokter Enrico Rinaldi yang juga Sekjen Dokter Umum Jakarta ketika dihubungi merdeka.com, Selasa (17/12).
#2. Pekerja doyan lembur
Kerja overtime atau lembur tak jarang mengakibatkan stress. tetapi untuk menunjukkan loyalitas dan tak mau kalah bersaing, para pekerja kantoran sering rela lembur.
Akibatnya tubuh terus dipaksa bekerja padahal tubuh perlu 7-8 jam istirahat untuk usia produktif.
“Itu tubuh ada alarmnya. Dia enggak akan bisa kalau kondisi badannya sudah melampaui batas. Istirahat juga dengan kualitas. Kalau tidur-tidur ayam percuma,” jelas Enrico Rinaldi.
#3. Pekerja doyan konsumsi minuman berenergi
Kerja lembur terkadang membuat para pekerja kantoran mengonsumsi minuman berenergi dan vitamin. Padahal penggunaan doping seperti itu tidak baik karena memanipulasi kondisi badan saat badan ingin beristirahat.
“Orang cerdas perbuatan harus cerdas juga. Minuman membuat lebih melek tapi kita gak sadar dia pake vitamin dia anggap itu aman. Padahal tubuh ada alarmnya. Dia gak akan bisa. Kalau sakit badannya sudah melampaui batas jantung bisa tidak bekerja,” kata pakar kesehatan, dokter Enrico Rinaldi.
#4. Pekerja suka makan terlambat
Penyakit maag adalah penyakit kronis yang mengidap banyak pekerja kantoran. Tentu penyakit ini berbahaya. Para pekerja umumnya cuek dengan waktu makan mereka sehingga akhirnya mereka menderita penyakit maag. Jika sudah parah penyakit ini bisa mengancam jiwa.
“Ini permasalahan ritme kerja. Mereka makan jam berapa saja akhirnya maag itu. itu sudah penyakit jamak,” papar Enrico. Jika pekerja sudah bisa diingatkan, seharusnya perusahaan yang mengaku peduli dengan karyawannya harus memutuskan agar si karyawan tidak memaksakan diri untuk melanjutkan pekerjaannya.
“Perusahaan harus memberikan peringatan jika sudah ada karyawannya punya gangguan tidur. Menghentikannya untuk bekerja berlebihan,” tutup Enrico.
Nah, sekarang jadi sudah tahu kan resiko-resiko orang yang bekerjanya bisa beresiko sebabkan kematian jika melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut diatas.
Sebenarnya setiap orang pasti memang ingin jadi orang yang bisa mendapatkan penghasilan sebanyak-banyaknya dengan kerja keras kita. Tapi jangan karena kita terlalu mengejar harta benda dan tuntutan kerjaan, kemudian kita lupa jaga kesehatan kita. Ingatlah bahwa harta benda lengkap dengan seisinya tidak akan ada gunanya dan tidak bisa kita nikmati semuanya jika kita sedang sakit parah. Terlebih jika ajal menjemput. Teruslah bekerja keras, tapi tetap bagi dan atur waktu jam istirahat kita supaya kita tetap sehat dan bisa menikmati hasil dari kerja keras kita.