Terima kasih sudah berkenan Bantu Share
5 Kisah Mita Diran Kerja 30 jam Hingga Meninggal.
Personal BLOG | Anda masih ingat dengan nama Mita Diran? Itu loch, seorang copywriter (penulis naskah) di agensi iklan Young & Rubicam yang meninggal dunia setelah mengalami koma dan dirawat di RSPP yang diketahui salah satu penyebabnya karena sebelumnya Mita bekerja nonstop selama 30 jam.
Sampai sini sudah ingat yach siapa itu Mita Diran?
Hah? belum ingat Juga? Silahkan baca semua tulisan dibawah ini dari kata demi kata yach..
Jika sudah ingat atau belum ingat (maksa), tidak ada salahnya mari kita belajar banyak dari kisah tersebut supaya kita bisa lebih mengatur waktu jam kerja kita.
Kasus ini bisa menjadi peringatan bagi Anda para workaholic. Bekerja tanpa mengindahkan waktu istirahat bisa berakibat fatal, kematian.
Kabar menyedihkan datang dari dunia periklanan Indonesia. Pradnya Paramitha yang biasa dipanggil Mita Diran, seorang copywriter (penulis naskah) di agensi iklan Young & Rubicam meninggal dunia setelah mengalami koma dan dirawat di RSPP. Sebelumnya Mita bekerja nonstop selama 30 jam.
Namun dari penelusuran di sejumlah media sosial, posting terakhir Mita di akun Twitternya @mitdoq tertulis “30 hours of working and still going strooong”. Posting itu dibuat pada 6.47 pm tanggal 14 Desember 2013.
Sementara ayahanda Mita, Yani Syahrial sempat membuat penjelasan di media sosil Path. “Hi everyone, since last night and until now my daughter who is copywriter in Y&R lay in coma in RSPP. Chances not very good. She collapsed after continous working overtime for 3 days last night. Working over limit. I have no slept since then.”
Berikut kisah wanita 27 tahun yang kisah hidupnya berakhir tragis tersebut sebagaimana langsung saya kutipkan dari merdeka.com(17/12/13):
Sudah diingatkan istirahat
Menurut ayahanda Mita Diran, Agung Nugroho tidak ada firasat apapun sebelum putrinya meninggal. Agung mengakui bahwa putrinya tersebut pekerja keras.
“Dia memang pekerja keras. Saya sudah beberapa kali mengingatkan agar beberapa kali beristirahat, tapi kalau orangtua nggak bisa memantau terus anaknya,” ujar Agung Nugroho kepada merdeka.com.
Suasana haru mewarnai pemakaman Mita Diran di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Sekitar 20 orang keluarga dan rekan sejawat Mita Diran di kantor masih tampak mengelilingi makam setelah prosesi pemakaman usai Senin (16/12) pukul 12.00 WIB. Pemakaman dimulai sejak pukul 10.00 WIB.
Kantor Mita, Young & Rubicam pun tutup sehari. Sebagian karyawan menghadiri pemakaman Mita.
Berprestasi di bidang periklanan
Pradnya Paramita atau Mita Diran, ternyata pernah menyabet Citra Pariwara Award beberapa waktu yang lalu. Hal tersebut sangat membanggakan bagi keluarga besarnya.
“Dia juga barusan menang Citra Pariwara Award, hadiahnya 2 silver, 1 brown. Menang kategori art of home, luar ruangan,” kata Ayah tiri almarhumah Mita, Yani Syahrial saat ditemui merdeka.com di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Senin (16/12).
Sementara itu, ayah kandung Mita, Agung Nugroho mengatakan bahwa anak wanitanya tersebut memang suka bekerja. Mita sangat mencintai pekerjaannya sebagai copy writer (penulis naskah).
Hanya kadang Mita terlalu sibuk bekerja tanpa memperhatikan kesehatannya. Ini yang sering membuat keluarga khawatir.
Mita diet OCD
Kerja ekstrakeras Mita Diran rupanya tak diikuti dengan asupan makanan yang seimbang. Mita sedang menjalani diet ketat.
Sebelum meninggal, Mita Diran sudah diingatkan oleh Ibu kandungnya, Maya, agar tak jalani diet Obsessive Corbuzier’s Diet (OCD). Karena setelah ikut OCD, badan anaknya terlihat kurus.
“Terakhir dia emang agak kurusan, katanya dia OCD. Saya ngelarang banget. Waktu dia dateng lagi ke rumah tanggal 23 November kemarin, saya lihat dia mukanya kok lain ya, tirus, dan saya nggak suka karena dia nggak fresh,” kata Maya saat ditemui merdeka.com di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Senin (16/12).
Lantas Maya sering menegur anaknya agar tak melakukan diet. “Saya bilang, Mamah enggak suka deh Mita kurus kayak gitu, dia (Mita) langsung jawab, Ah, Mita suka kok kayak gini, sambil dia bercanda gitu,” ujar Maya.
Kolaps setelah selesaikan pekerjaan
Menurut rekan kerja di agensi iklan Young & Rubicam, Mita dikenal sebagai sosok yang humble, ceria, dan low profile. Salah satu rekannya bercerita kepada merdeka.com tentang kepergian Mita, tidak lama setelah jatuh tidak sadarkan diri.
Menurut rekan kerja yang tidak bersedia disebut namanya, Mita pada saat jatuh tak sadarkan diri sudah menyelesaikan pekerjaannya. Saat itu Mita diketahui sedang beristirahat di luar kantor dan berkumpul bersama teman-temannya.
Setelah jatuh pingsan langsung dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta Selatan, oleh teman-temannya pada saat itu juga.
“Dia kan lagi di luar tuh sama temen-temennya, setelah jatuh dan tahu kolaps langsung dibawa ke rumah sakit. Itu kan setelah selesai sebenarnya, tapi ya mungkin dia enggak langsung istirahat atau gimana. Rileks orang kan ada macem-macem kan, ada yang slowdown rileks hibernasi, atau lebih milih hangout sama temen-temennya. Nah, pas lagi itu dia, jatuh dia disitu,” papar rekan kerjanya yang berkemeja hitam ini.
Punya masalah saraf dan insomnia
Pradnya Paramita atau Mita Diran, semasa hidupnya dikenal oleh rekan sekantornya pernah mengidap penyakit syaraf dan insomia. Wanita 27 tahun ini juga dikenal oleh teman-teman kantornya sebagai sosok yang sangat baik dan ramah.
Pesan motivasi yang sering disampaikan Mita kepada rekannya adalah Know Your Limit, atau sadari batas kemampuanmu.
“Saat itu kayaknya emang kondisinya emang lagi enggak bagus dia, enggak fit. Dia emang punya masalah syaraf, insomnia. Kasihan juga ya, sebenernya kan penyakit syaraf itu kan sakitnya gampang ilang. Jadi mungkin dianggap sepele. Itu yang kadang enggak membuat telaten sama diri kita,” kata rekan kantor almarhumah Mita yang enggan disebutkan namanya.
Rekan sekantor Mita ini juga mengaku mendapat pesan motivasi terakhir Mita sebelum meninggal. Pesannya adalah know your limit atau sadarilah batas kemampuanmu. Dia mendapatkan informasi-informasi tersebut dari saudara sepupunya.