Mengharukan, Isi Pidato dan Air Mata Gus Mus Saat Muktamar NU

Terima kasih sudah berkenan Bantu Share

Personal BLOG | Saya memang pengagum dari Kiai Mustofa Bisri atau Gus Mus [Tapi bukan pengagum NU]. Setiap syair-syair beliau maupun pernyataan beliau selalu membuat saya terkagum-kagum atas setiap kalimat yang dibuat.
Hal yang sama saya rasakan ketika membaca pidato beliau pada acara Muktamar NU yang digelar di Jombang.

Satu hal yang saya ambil dari pidato beliau yaitu sebuah “Kekecewaan”.

Kekecewaan terhadap peserta yang dinilai meninggalkan kesan “Akhlakul Karimah” yang selama ini diwariskan secara turun temurun oleh pendiri NU.

Saya kadang juga jadi berfikir, Apakah saat ini organisasi yang mengklaim memiliki pengikut terbesar di Indonesia ini juga di dalamnya memiliki tokoh-tokoh yang sudah HAUS, dan begitu RAKUS akan yang namanya KEKUASAAN dan UANG?

Semoga saja kekhawatiran saya ini SALAH.

Namun ketika saya mengulang beberapa kali MEMBACA, MEMBACA, dan MEMBACA kembali isi pidato dari Gus Mus yang beredar di medsos ini, saya sangat bisa merasakan KEGELISAHAN dan KEKECEWAAN yang dirasakan oleh Gus Mus.

Sebagaimana dalam pemberitaan yang saya kutip dari tempo.co [4/8/15], Kiai Mustofa Bisri atau Gus Mus mengetuk hati para peserta Muktamar Nahdlatul Ulama melalui pidatonya. Begitu naik panggung, suasana hiruk pikuk forum Muktamar akibat gontok-gontokan antarkubu langsung sunyi.

Gus Mus yang merupakah Rais Aam Nahdlatul Ulama ini mulai bicara dengan suara serak dan air mata berlinang. Pemimpin Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Rembang, itu meminta para peserta Muktamar NU mengikuti akhlakuk karimah, akhlak KH Haysim Asy’ari dan para pendahulu.

Berikut isi lengkap pidato Gus Mus di Muktamar NU di Jombang, Senin 3 Agustus 2015

Mengharukan, Pidato Gus Mus dan Air Mata Gusmus Saat Muktamar NU

Ketika saya ikuti persidangan-persidangan yang sudah lalu, saya menangis karena NU yang selama ini dicitrakan sebagai organisasi keagamaan, panutan penuh dengan akhlakul karimah, yang sering mengkritik praktik-praktik tak terpuji dari pihak lain ternyata digambarkan di media massa begitu buruknya.

Saya malu kepada Allah, malu pada KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri dan para pendahulu kita.

Lebih-lebih ketika saya disodori koran yang headlinenya ‘Muktamar NU Gaduh, Muktamar Muhammadiyah Teduh’.

Saya mohon sekali lagi, kita membaca surat Al-Fatihah dengan ikhlas, mohon syafaatnya (Nabi Muhammad SAW). Rais Aam yang membikin saya menjadi punya posisi seperti ini, KH Sahal Mahfud, mengapa beliau wafat sehingga saya memikul beban ini, saya pinjam telinga anda, doakan saya, ini terakhir saya menjabat jabatan yang tidak pantas bagi saya.

Dengarkanlah saya sebagai pemimpin tertinggi anda. Mohon dengarkan saya, dengan hormat kalau perlu saya mencium kaki-kaki anda semua agar mengikuti akhlakuk karimah, Akhlak KH Haysim Asy’ari dan pendahulu kita.

Saya panggil kiai sepuh, rata-rata mereka prihatin semua, prihatin yang sangat mendalam. Di tanah ini terbujur kiai-kiai kita, di sini NU didirikan apa kita mau meruntuhkan di sini juga, Naudzubillah, saya mohon dengan kerendahan hati Anda melepasksan semuanya, dan memikirkan Allah dan pendiri kita.

Jadi, telah mempelajari situasi, maka para kiai yang berkumpul sampai tadi siang, di samping keprihatinan juga beberapa poin yang perlu dijadikan pedoman pembahasan selanjutnya.

Cuma sedikit yang kita sepekati untuk solusi agar tidak sama dengan di Senayan.

Pertama, apabila ada pasal yang belum disepakati dalam muktamar tentang pemilihan Rais Aam, tak bisa melalui musyawarah mufakat, maka akan dilakukan pemungutan suara oleh para Rois Syuriah Kalau nanti Anda-Anda tidak bisa disatukan lagi, maka saya dengan para kiai memberikan solusi, kalau bisa musyawarah kalau tak bisa pemungutan suara.

Itu AD/ART kita. Karena ini urusan pemilihan Rais Aam, maka kiai-kiai akan memilih pemimpin kiai. Dan tatib yang sudah disepakati perlu segara dilakukan.

Kalau ini Anda tetap tidak terima, maka saya yang terima, karena saya hanya Mustafa Bisri, saya hanya orang yang ditimpa kecelakaan menjadi pengganti Kiai Sahal. Kalau tidak, lepaskan saya saja.

Doakan mudah-mudahan saya hanya sekian saja untuk jadi Rais Aam.

Saya sejak belum tidur, bukan apa-apa, karena memikirkan anda-anda sekalian.

Saya mohon maaf kepada semua muktamirin terutama yang dari jauh dan tua-tua, teknis panitia yang mengecewakan anda, maafkan lah mereka, maafkan saya. Itu kesalahan saya, mudah-mudahan anda sudi memaafkan saya.

Jika mereka tokoh NU yang setelah mendengar pidato Gus Mus kok masih tetap ngotot dan tidak bisa memahami makna dari pidato Gus Mus diatas, maka kedepan saya PREDIKSIKAN, NU kedepan akan PECAH BELAH dan antar Kyai akan saling Caci dan Memaki antar Kyai serta saling memprovokasi santri untuk saling membenci, Nangudzubillah. Semoga prediksi saya diatas jangan sampai itu terjadi!

Terima kasih sudah berkenan Bantu Share

About Ari Suseno

Anak petani, Publisher Google, YouTube, Affiliate (2004 - Sekarang). Jika anda ingin belajar membuat blog, website, Google Adsense, Affiliate, ngembangin channels YouTube kamu. Dengan senang hati siap berbagi ilmu, selama saya mampu dan bisa :-)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *