Terima kasih sudah berkenan Bantu Share
Hampir setiap hari, saya selalu mengunfollow di list pertemanan saya jika mereka selalu membuat status yang provokatif, tidak bermutu, dan tidak memberikan manfaat untuk saya baca.
Hal ini saya lakukan terus menerus, dan hasilnya saya bersyukur sekali karena setiap hari yang saya dapat selalu hal positif dan inspirasi dari aktivitas di timline sosial media saya. Karena saya memang hanya menfollow di daftar timeline pertemanan saya hanya saya khususkan yang share tulisan dan status positif.
Salah satu status pagi ini yang membuat saya terenyuh dan tersentuh hingga meneteskan air mata yaitu ketika melihat status dari teman saya yang share tentang foto anak yang mendekap ayahnya saat perjalanan di dalam kereta.
Dalam foto-foto ini si pengunggah juga menyertakan sebuah caption nasihat, yang menurut saya sangat penting untuk kita resapi bersama, khususnya untuk anda yang masih memiliki orang tua.
Mari kita baca dan resapi nasihatnya sebagai berikut,
Sambil membaca dan melihat foto-foto tersebut diatas, saya juga tidak tahu kenapa tiba-tiba saja air mata saya meleleh, bahkan saat saya menulis ini sekalipun, saya tetap terus meneteskan air mata, kenapa?
Mungkin karena saya teringat almarhum Romo saya 🙁
Ya!
Saya teringat bagaimana sejak kecil saya memang selalu dekat dengan Romo saya.
Sejak masih sekolah TK saya sudah diajarkan ikut bantui romo ke sawah, ke hutan, kebun, gembala kambing, dll.
Saya bersyukur atas didikan Romo saya jadi orang yang bisa mandiri, dan semua didikanya membuat saya kuat mengahdapi berbagai kesulitan.
Saya juga belajar dari Romo saya yang selalu beryukur dan hampir tidak pernah mengeluh dalam kondisi apapun.
Saya ingat saat rumah saya masih bocor, reot, saat saya bilang, “Oalah, omah bocor kabeh”!
Romo saya malah bilang, walau banyak yang bocor tapi tetap masih ada yang tidak kebocoran. Intinya ROmo saya selalu ngajarin selalu bersyukur dan terus berusaha pasti Alloh kasih rizkqy.
Dan saya juga bersyukur, alhamdulillah saya bisa merenovasi total rumah saya walau belum bagus setidaknya sudah tidak bocor lagi.
Namun sayangnya, sebelum sempat saya ajak Romo menempati rumah yang saya bangun, Romo saya sudah meninggal duluan.
Inilah mungkin yang membuat saya terenyuh jika melihat ada anak yang masih bisa berbuat baik dan berbakti ke orang tuanya, termasuk gambar-gambar diatas.
Melalui tulisan ini saya sekaligus ingin mengajak, buat siapapun yang membaca tulisan saya ini dan masih punya orang tua, bahagiakanlah orang tua kita.
Demi Alloh, saat kita bisa membuat orang tua kita tersenyum dan bahagia, maka perasaan rasa bahagia kita tidak bisa ternilai dengan apapun.
Apalagi untuk anda yang selama ini terlalu lama meninggalkan orang tua anda dirantau, yang pulang paling hanya setahun sekali, atau saat dikabari orang tua sakit, seegralah pulang, sempatkan waktu untuk jenguk orang tua.
Karena saat orang tua kita tiada, mau menyesal dan menangis sampai kering itu air mata, orang tua kita takan mungkin bisa hidup lagi.