Terima kasih sudah berkenan Bantu Share
Memprihatinkan, Beberapa Bus TransJogja Rusak dan Tak seIstimewa Tagline “JOGJA ISTIMEWA”
Perubahan logo dan tagline Yogyakarta beberapa bulan yang lalu dengan tagline “JOGJA ISTIMEWA” tentunya memang sangat baik sekali. Walaupun kemarin saya sebagai seorang yang pernah tinggal di Yogya sejak 2003 yang lalu, kuanggap bahwa tanpa berganti logo sekalipun, menurutku Yogyakarta Tetaplah ISTIMEWA.
Saya sendiri yang sudah mengunjungi beberapa kota besar di Indonesia merasakan ada “aura” yang berbeda yang membuat Yogyakarta serasa tetap Istimewa.
Namun sayangnya, tetap saja dibalik keistimewaan Yogyakarta selalu saja ada yang kurang dan harus tercoreng oleh sedikit “image buruk” dari banyaknya keistimewaan yang dimiliki kota Yogyakarta.
Salah satu bentuke image buruk kota Yogyakarta yang pernah saya lihat sendiri yaitu ketika menaiki Bus TransJogja.
Ya, saat saya menaiki bus Trans Jogja dan berganti-ganti beberapa trayek, saya melihat hampir rata-rata bus TransJogja sudah pada rusak.
Sangat berbeda sekali saat saya dulu awal-awal peluncuran Bus TransJogja yang begitu terkesan mewah, elegant, dan teramat sangat nyaman.
Saat pertama saya merasakan menaiki bus TransJogja, seluruh body TransJogja masih kinclong, begitu mau naik, pintu otomatis masih berjalan dengan baik. Tempat duduknya juga sangat nyaman, bersih, dan rapi.
Bagi yang tidak kebagian kursi duduk, ada tempat pegangan diatas yang masih lengkap sehingga penumpang bisa tetap berpegangan dengan nyaman tanpa takt terjatuh ketika ada pengeriman mendadak atau saat berada di tikungan.
Saat itu dalam benak saya, Bus TransJogja benar-benar menambah keistimewaan kota Yogyakarta yang saat itu masih memiliki tagline “Jogja Never Ending Asia”.
Saat itu kebetulan juga dalam satu bus TransJogja juga ada 4 orang turis yang terlihat sangat menikmati perjalanan mereka menggunakan Bus TransJogja.
Namun sayang, itu hanya bertahan beberapa tahun saja. Sekarang ternyata setelah lama tak menggunakan bus TransJogja, begitu menggunakan jasa bus TransJogja, serasa antara bumi dan langit.
Ya, karena bus TransJogja yang saya naiki beberapa waktu yang lalu kondisinya benar-benar sangat memprihatinkan.
Pintu otomatis yang dulu kulihat masih canggih dan berfungsi dengan baik, sekarang harus dibuka manual oleh petugas. Pengunci pintu sendiri juga hanya menggunakan besi tipis yang dikaitkan di pengunci pintu yang sesekali petugas harus membenarkan karena bergeser ketika ada hentakan yang agak keras.
AC yang dulu kurasakan begitu sejuk, sekarang justru hampir tak ada pendingin ruangan. Kursi yang dulunya kurasakan begitu nyaman, sekarang begitu keras dan sangat tidak nyaman. Bahkan ada diantara beberapa kursi yang sudah rusak parah karena ketika tidak diduduki orang, maka itu terkesan rusak karena posisi kursinya terlipat. Baru ketika ditarik ke bawah dan kemudian di duduki, baru kursi tersebut bisa digunakan.
Pegangan tangan yang dulunya sangat banyak dan lengkap, kini ternyata terlihat banyak yang rusak, bahkan di bagian depan tidak ada pegangan diatas jadi penumpang harus berebut dan berpegangan di tiang yang ada di dekat pintu.
Atap-atap bus juga terlihat sudah pada rusak dan ada yang terlihat sudah kropos, bahkan ada saya lihat salah satu kaca sebelah kiri depan terdapat kaca yang sudah tergores pecah, walau belum terlihat berlobang.
Itulah beberapa pengalaman saya dan kesan saya ketika menggunakan jasa bus TransJogja antara dulu dan beberapa waktu yang lalu. Ketika saya akan menuliskan tulisan ini, saya mencoba menghubungi teman saya yang saat ini katanya masih sering menggunakan jasa Bus TransJogja, apa yang dia rasakan ternyata sama persis dengan apa yang saya tulis ini.
Walaupun teman saya juga sempat mengatakan untuk beberapa Bus TransJogja yang melewati trayek tengah kota, menurutnya diantaranya dalam kondisi lebih baik.
Dari kesan tersebut diatas, sebagai orang yang masih mencintai kota Yogyakarta, saya berharap pihak pemerintah Kota Yogyakarta benar-benar harus teramat sangat berhati-hati dalam merawat kota Yogyakarta dalam berbagai hal, termasuk dalam menyediakan bus-bus TransJogja.
Saya tidak bisa membayangkan jika sampai nanti ada banyak turis yang datang ke Yogyakarta, kemudian menfoto, merekam, kondisi bus TransJogja yang dalam kondisi memprihatinkan kemudian dikabarkan kepada teman-teman di negaranya, sungguh itu sebuah yang sangat tidak saya inginkan tentunya.
Dan untuk mencegah hal itu terjadi, saya berharap entah bagaimanapun caranya, Jangan sampai bus TransJogja yang memang sudah begitu rusaknya untuk jangan pernah diizinkan beroperasi.
Saya jujur sangat kagum misalnya dengan Yogyakarta terkait perbaikan jalanya, mulai dari arah barat [berbatasan dengan Purworejo], dari arah Magelang, dan dari arah Klaten, semua jalan yang memasuki Yogyakarta hampir semuanya mulus.
Bahkan saya sering sekali melihat, walaupun kondisi jalan masih mulus, tapi sudah diperbaiki kembali, termasuk jelang lebaran, selalu dipastikan Yogyakarta selalu sudah menyelesaikan semua perbaikan jalan sebelum lebaran datang.
Nah, maksud saya begini, jika Yogyakarta untuk urusan perbaikan jalan bisa sebaik itu, saya harapkan dalam hal lain Yogyakarta juga harus bisa, termasuk dalam merawat dan memberikan fasilitas transportasi bernama TransJogja.
Jangan sampai hanya gara-gara buruknya image bus TransJogja, orang yang datang ke Yogya jadi berkomentar, “Katanya Istimewa, kok Bus TransJogja jelek banget sih, tidak seIstimewa taglinenya”.
Semoga jika ada pemkot kota Yogyakarta atau pihak-pihak berwenang untuk menangani masalah TransJogja, semoga saja tulisan ini bisa dijadikan masukan dan saran untuk bisa segera memperbaiki bus-bus TransJogja yang memang sudah selayaknya untuk diperbaiki.
Tidak hanya bus TransJogja saja, melainkan dalam segala hal, tunjukan bahwa Yogyakarta memang segalanya serba ISTIMEWA [dalam hal yang positif] sebagaimana lagu Jogja Istimewa berikut:
Dengan cara itu, semoga tagline Jogja Istimewa benar-benar dijadikan pedoman untuk terus selalui perbaiki kota Jogja agar terus dan selamanya membuktikan bahwa Jogja ISTIMEWA!.