Terima kasih sudah berkenan Bantu Share
Memperingati Hari Pendidikan Nasional diperingati dengan sangat beragam. Jika pejabat dan pegawai biasanya yang wajib mereka lakukan adalah dengan merayakanya dengan sebuah upacara bendera. Bukan sesuatu yang buruk tapi jika melihat begitu banyak liputan terkait anak-anak di pelosok negeri yang tidak mendapatkan hak mereka menikmati pendidikan menjadikan saya menilai bahwa ceremonial seperti itu bukan sesuatu yang penting. Terlebih jika sebuah acara ceremonial tersebut hanya menghabiskan biaya yang begitu mahal. Saya justru menyarankan misalnya seandainya disetiap perayaan HARDIKNAS pemerintah membuat gerakan meniadakan Acara Ceremonial tersebut dan meyuruh untuk mengalihkan biaya yang untuk acara ceremonial upacara tersebut dikumpulkan di seluruh pelosok negeri untuk membantu anak-anak putus sekolah di daerah, itu akan lebih baik menurutku.
Mungkin memang terlalu berlarut-larut untuk berbicara masalah-masalah di negeri ini khususnya di Dunia Pendidikan. Termasuk seperti yang saya tulis sesuai judul diatas.
Ternyata dari pengamatan saya, salah satu kegagalan dunia pendidikan adalah tidak mampunya lembaga pendidikan di negeri ini memberikan jaminan kepada siswa/mahasiswanya bahwa ketika mereka mengikuti pendidikan melalui pendidikan formal di negeri ini mereka bisa menjadi orang-orang sukses.
Perlu dicatat bahwa untuk masyarakat Indonesia secara kebanyakan memaknai sukses pasti lebih sering dikaitkan dengan “kesuksesan bernilai materi”. Seperti misalnya orang akan terlihat sukses ketika bisa memiliki rumah mewah, mobil mewah, dan yang lain. Menurutku dalam bicara disini kita tidak perlu memperdebatkan dan mengaitkan dengan makna tersebut.
Orang-orang yang terlahir dari lembaga pendidikan formal, biasanya kesuksesan mereka hanya seputar karir biasa, misal jadi guru, dosen, dokter, pengacara, dan yang sejenis, dan profesi-profesi tersebut biasanya lebih banyak dinikmati untuk diri sendiri. Walaupun jika bisa dinikmati oleh orang lain, biasanya orang lain untuk bisa menikmati kesuksesan dari orang-orang ini harus membayar dengan biaya yang tidak murah (sangat mahal). Saya sebutkan misalnya kesuksesan dari profesi seorang Dosen. Ketika kita melihat ada seorang dikatakan sukses menjadi seorang dosen, maka orang lain ketika bisa menikmati kesuksesan sang dosen, maka orang tersebut wajib mengeluarkan biaya yang luar iasa mahal untuk bisa kuliah.
Contoh yang lain misalkan orang sukses yang dilahirkan dari dunia pendidikan formasl seperti suksesnya seorang dokter maka orang lain ketika ingin menikmati kesuksesan dari dokter tersebut maka orang tersebut harus mengeluarkan biaya yang sangat mahal ketika berobat. Bahkan tidak sedikit yang harus meninggal sebelum ikut menikmati dari kesuksesan seorang dokter tersebut karena bobroknya birokrasi untuk orang-orang miskin yang tak mampu berobat.
Dan coba mari kita lihat kesuksesan-kesuksesan yang diraih BUKAN DARI DUNIA PENDIDIKAN FORMAL.
Disini langsung saya sebutkan saja bahwa contoh-contoh besar dari orang-orang sukses yang bukan dari dunia pendidikan adalah suksesnya para poengusaha-pengusaha diseluruh dunia. Hampir rata-rata pengusaha dan orang-orang sukses di seluruh dunia terlahir bukan dari dunia pendidikan. Saya pikir tidak perlu menyebutkan banyak dari mereka karena and apasti sudah terlalu sering mendengarnya. Dari Bill Gates, Bob Sadino, Purdhi E Chandra dan masih banyak yang lainya, mereka justru sukses seperti sekarang ini karena mereka meyakini dan berani menentang dunia pendidikan karena mereka sadar dan tahu bahwa model pendidikan khususnya di Indonesia tidak mungkin bisa mengantarkan kesuksesan seperti yang mereka inginkan.
Kemudian mari kita juga coba membandingkan bedanya kesuksesan oraang-orang dari Non pendidikan ini dengan kesuksesan orang-orang yang didapat dari dunia pendidikan.
Jika tadi kita sudah contohkan bagaimana kesuksesan orang-orang dari dunia pendidikan dan bagaimana supaya orang lain bisa menikmati kesuksesan mereka, sekarang giliran kita lihat kesuksesan dari orang-orang non pendidikan ini.
Seorang Pengusaha yang dilahirkan rata2 bukan dari dunia pendidikan, tapi coba lihat betapa besar jasa mereka, bukan menolong diri mereka sendiri tapi juga untuk orang lain dan bangsa ini.
Jika orang lain ingin menikmati kesuksesan seorang dokter maka orang lain harus bayar mahal. Tapi jika orang lain ingin menikmati kesuksesan dari para pengusaha, maka orang lain tersebut hanya cukup melamar kerja (tanpa harus bayar) dan mereka justru dibayar dari pekerjaan mereka. Dan berkat adanya para pengusaha ini banyak karyawan yang bisa memberi nafkah anak dan istri mereka.
Sungguh sangat berbeda bukan ketika kita melihat kisah orang-orang sukses dari mereka yang terlahir dari dunia Pendidikan Formal dan Non Formal.
Tentunya perbandingan yang saya contohkan diatas meruoakan contoh yang sebanding. Artinya keduanya sama-sama orang yang bekerja keras dan komitmen dalam keputusan mereka. Untuk contoh seorang dokter sukses tentunya dokter tersebut merupakan dokter yang sangat rajin saat kuliah dulu dan Pengusaha-pengusaha sukses tersebut tentunya juga saya contohkan mereka-mereka yang bekerja keras dan terus berusaha Bukan melalui dunia Pendidikan Formal.
Tulisan saya ini hanya bermaksud memberikan saran dan masukan untuk dunia pendidikan di Negeri ini bahwa sistem mereka masih terlalu buruk dan jauh dari harapan mereka yang saat ini sedang belajar melalui jalur pendidikan. terlebih untuk anak-anak negeri di berbagai daerah yang sama sekali belum bisa mendapatkan hak mereka menikmati pendidikan.
Solusi untuk semua masalah tersebut sudah pasti adlaah adanya perubahan sistem dan kerja keras dari semua pihak penentu kebijakan di dunia pendidikan. Mereka harus bisa memberi fasilitas dan menjadi media yang lengkap bahwa orang-orang yang saat ini ingin menjadi orang-orang sukses (makna luas) bisa mencapai sukses yang mereka inginkan melalui jalur pendidikan.
Dunia Pendidikan harus membuktikan itu dengan memunculkan orang-orang sukses dari dunia pendidikan seperti yang mereka “koar-koarkan” selama ini. Jangan sampai Fakta yang ada tidak menunjukan seperti apa yang mereka “KOAR-Korakan” dan Justru berjuta maslah yang timbul dari dunia pendidikan itu sendiri. Bukankah itu sebuah Fakta yang ” SANGAT IRONIS” ??
Maju terus Pendidikan Indonesia !!!