Terima kasih sudah berkenan Bantu Share
Kontroversi mobil murah akan terus bergulir jika pemerintah Pusat tidak segera mengeluarkan kebijakan yang riil dan meyakinkan masyarakat bahwa kebijakan tersebut tidak akan menambah kemacetan di Jakarta.
Sebenernya jika kita pakai otak dan logika kita, munculnya istilah mobil murah untuk rakyat itu sebenarnya hanyalah “pembodohan”.
Saya sendiri sangat geram ketika pejabat-pejabat yang mendukung adanya kebijakan mobil murah selalu bersuara lantang begini “Indonesia sudah merdeka lebih dari setengah Abad, masa orang miskin dilarang beli Mobil?”
Bagaimana tidak geram, mereka mengeluarkan kebijakan yang jelas-jelas bertentangan dengan fakta bahwa mobil yang dikatakan murah tersebut tetap bukan untuk orang miskin akan tetapi tetap hanya untuk orang kaya.
Jika anda tidak percaya, mari kita bermain logika dan angka.
Sebelum bicara lebih lanjut tentang kebijakan mobil murah yang katanya diperuntukan untuk rakyat miskin, kita harus samakan terlebih dahulu siapa itu orang miskin?
Dari pemahaman seseorang diakatakan miskin saja sudah berbeda pendapat antara pemerintah RI dengan Bank Dunia.
Menurut Pemerintah RI orang dikatakan miskin ketika “ Rata-rata (kebutuhan penduduk yang berada di) garis kemiskinan itu Rp250 ribu per kapita per bulan. Makanan Rp 182 ribu dan di luar makanan Rp 65 ribuan”.
Sedangkan menurut data Bank Dunia, standar garis kemiskinan yang diberlakukan Bank Dunia, ” yakni US$2 per kapita per hari. Angka itu, dengan asumsi nilai tukar 9.400 per dolar AS, berarti Rp 564 ribu per kapita per bulan, atau di atas patokan BPS sebesar Rp 248.707 per kapita per bulan”. (sumber data: mediaindonesia.com, Selasa, 03 Juli 2012 00:00 WIB).
Membaca kedua pemahaman yang walau berbeda tentang dikatakan seseorang miskin baik menurut pemerintah atau menurut Bank Dunia membuktikan bahwa tidak mungkin orang miskin bisa membeli mobil.
Orang dikatakan miskin dari data tersebut diatas hanyalah bisa memenuhi kebutuhan pokok saja. Yang dipikirkan orang miskin setiap hari hanyalah bagaimana mereka bisa makan, minum, bayar sekolah anak, dan kebutuhan-kebutuhan kecil lainya.
Sehingga disini sangat jelas bahwa kebijakan Mobil Murah yang mengatasnamakan untuk rakyat miskin atau kelas bawah itu salah besar.
Kebijakan mobil yang dikatakan murah itu sebenarnya hanya permainan istilah saja. Karena tetap saja, mereka yang bisa beli mobil diatas 80 juta pastilah orang kaya ke atas.
Kemudian terkait apa sebenarnya kebutuhan orang miskin sudah pasti sangat jelas dan kongkrit. Orang miskin sama sekali tidak butuh mobil pribadi. Yang dibutuhkan orang miskin pasti hanya memiliki keinginan transportasi Umum yang Murah, cepat dan nyaman.
Jadi jika ada pihak yang mengatasnamakan mobil murah itu untuk orang miskin SALAH BESAR karena orang Miskin tidak mungkin bisa beli mobil !. Kalaupun ada orang yang sebelumnya miskin tapi bisa beli mobil, itu berarti orang tersebut sudah berubah status sosialnya yang tadinya miskin sekarang statusnya sudah tidak miskin lagi !.
ilustrasi gambar || detikfinance