Terima kasih sudah berkenan Bantu Share
Sebagai sesama manusia yang memang terkadang suka salah memilih, saya memaklumi jika ada seorang Presiden melakukan pergantian bawahanya, termasuk para Menteri [reshuffle]. Hal tersebut dilakukan tentunya karena banyak alasan. Namun menurut saya, jangan sampai alasan reshuffle dilakukan dengan alasan hanya ingin bagi-bagi kekuasaan saja.
Sebagaimana kita tahu, posisi Menteri itu diibaratkan “mesin-mesin” seorang Presiden yang diharuskan MAMPU dan mewujudkan target demi target serta visi misi sang prresiden untuk memperbaiki negara.
Jangan sampai, posisi yang snagat strategis tersebut [baca: posisi Menteri], dalam pemilihan dan seleksinya dilakukan hanya dengan tujuan bagi-bagi kekuasaan saja, itu tentunya sangat berbahaya.
Boleh saja jika para politisi mengatakan jika mereka juga memiliki orang-orang ahli dan layak untuk menduduki sebuah menteri. Namun faktanya, kita terlalu sering diberikan kekecewaan jika melihat jabatan menteri dipegang oleh seorang politisi, yang terkadang, ujung-ujungnya berakhir pada kasus korupsi.
Saat era kepresidenan SBY, beberapa menteri yang pada akhirnya berurusan dengan kasus korupsi diantaranya mantan menteri pemuda dan olah raga Andi Malarangeng dan ada juga mantan menteri BUMN Jero Wacik yang sekarang masih menjalani proses demi proses kasus korupsi.
Tentunya saya berharap adanya isu reshuffle menteri pada pemerintahan Jokowi yang mulai santer terdengar di berbagai media ini, semoga saja jangan sampai Jokowi sampai “SALAH PILIH” menteri.
Saya berharap, carilah Menteri yang benar-benar bisa LANGSUNG BEKERJA, dan jangan justru harus belajar dahulu. Kalau sebuah jabatan menteri harus dipegang oleh orang yang asal-asalan dan hanya baru belajar dulu, saya khawatir, hingga akhir jabatanya nanti si menteri hanya sibuk belajar dan belajar atas bidang yang harusnya segera dikerjakan berbagai solusi atas berbagai masalah yang ada.
Harapan saya juga terkait dengan adanya isu reshuffle menteri ini, jangan sampai menetri yang terpilih hanya pandai sibuk membuat pencitraan atas dirinya sendiri sedangkan masalah-masalah yang substansial dalam bidang kementrianya justru tak terselesaikan. Jangan sampai itu terjadi!