Terima kasih sudah berkenan Bantu Share
Hari ini, 25 November merupakan Hari Guru Nasional. Peringatan Hari Guru Nasional bukan hanya diadakan di Indonesia tapi juga dirayakan oleh banyak negara dengan hari yang berbeda. Pada Hari Guru Nasional ini, secara pribadi saya ingin mereview dan mengenang peran dan fungsi guru dari saya mengenyam pendidikan di Tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) Hingga saya mengenyam pendidikan di perguruan Tinggi (mahasiswa) seperti sekarang ini. Dalam tulisan ini juga sekaligus akan saya tambahkan kritik dan saran serta solusi selama saya mengenyam pendidikan.
1. Guru Taman Kanak-kanak (TK)
Pada masa taman kanak-kanak, yang saya dapatkan dari Guru TK di sekolahku adalah Bermain, Menggambar dan mengenal huruf. Selain itu kita juga sering mendapatkan cerita dan dongeng. Disiplin norma serta etika dan sopan santun juga sudah mulai diajarkan lewat sini, misalnya dengan cara antri saat mau masuks ekolah dan memberi salam dan hormat kepada orang yang lebih tua.
Buat Semua guru Taman Kanak-kanaku aku ucapkan berjuta ucapan terima kasih untuk_mu. Karena Jasamulah guru-guru setelahmu (guru SD-SMP, SMA, Kuliah) tidak perlu lagi mengajariku untuk menghafal huruf abjad dan angka dari awal lagi 🙂
2. Guru Sekolah Dasar (SD)
Saat menginjak pendidikan di bangku sekolah dasar ini aku mulai menerima berbagai jenis mata pelajaran seperti bahasa Indonesia, bahasa Jawa, Pendidikan Moral Pancasila (PPKn), dan lain-lain. Kesan saat mengenyam pendidikan di SD ini adalah kita mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan selain saat di TK.
Teruntuk guru-guru di sekolah dasar_ku, aku ucapkan teramat banyak terima kasih atas ilmu yang tlah kalian berikan, khususnya untuk Ibu Kasiyati, Ibu Endang, Pak Misman, dll Semoga Tuhan membalas semua kebaikan kalian. Amiin
3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
Dalam mengenyam pendidikan tingkat ini, saya mendapatkan tambahan lebih banyak lagi, salah satunya adalah pendidikan bahasa Inggris yang pada pendidikan sebelumnya belum saya dapatkan. Kesan saya selama mengenyam pendidikan disini adalah saat mendapatkan pelajaran bahasa Inggris. Hingga detik ini saya masih banyak kata-kata dan motivasi dari sang guru bagaimana supaya belajar bahasa Inggris yang cepat.
Untuk semua yang sudah memberikan ilmu mereka kepadaku saat itu aku ucapkan banyak terima kasih banyak …
4. Sekolah JALANAN
Setelah lulus sekolah di tingkat SLTP saya harus PUTUS SEKOLAH karena ketidakmampuan orang tua untuk membiayai saya sekolah sehingga akhirnya saya harus bekerja. Pada masa ini saya juga tetap dapatkan pendidikan, tapi pendidikan selama saya bekerja ini bukanlah guru berseragam tapi pendidikan kehidupan. Saya merasakan betapa nasib seseorang itu ditentukan bukan dari orang lain tapi tetap diri pribadilah sebagai penentu dan penggerak dari setiap mimpi dan asa kita supaya bisa terwujud. Dalam masa ini saya sudah merasakan pengalaman bekerja sebagai kernet kontainer, bekerja di pabrik roti, dll.
5. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
Setelah saya bekerja, saya merasa ingin untuk melanjutkan sekolah ke pendidikan Lanjutan Tingkat Atas. Selama mengenyam pendidikan disini saya mulai menemukan banyak teman, saya juga menemukan teman yang sangat baik dan hingga sekarang pertemanan itu masih tetap terjalin dengan mereka. Dalam dunia pendidikan disini saya menemukan salah satu guru yang inspiratif. Beliau bernama Pak Saeful guru Akuntansi saya. Waktu kelas 1-2, nilai AKuntansiku selalu memiliki nilai yang sangat buruk, tapi ketika kelas tiga, nilai akuntansiku paling rendah adalah 85, selebihnya 90 dan 100. Pak Syaiful ini benar-benar sangat cerdas dalam memberikan ilmunya sehingga sangat mudah dipahami. Kedua adalah Guru Sosiologi bernama Pak Dawamudin, dari beliaulah saya tahu bahwa untuk belajar dan menambah ilmu solusinya adalah Berdiskusi. Dan apa yang beliau ajarkan dulu hingga sekarang aku terapkan sehingga hingga detik ini saya aktif diberbagai diskusi melalui komunitas ataupun forum online.
Teruntuk mereka semua aku ucapkan banyak terima kasih …
6. Pendidikan Perguruan Tinggi (Kuliah)
Dalam mengenyam pendidikan perkuliahan saya bisa dapatkan bukan dengan cara gratis tapi harus usaha sendiri dengan sambil bekerja sendiri. Saya terlihat aktiv mengikuti perkuliahan sampai semester 4 karena saat itu pekerjaan yang saya dapat bisa disesuaikan dengan jam kuliah. Tapi setelah semester 4 dan selanjutnya, pekerjaan saya tidak bisa disesuaikan dengan perkuliahan sehingga saya sering tertinggal bahkan tidak bisa mengikuti ujian akhir semester karena persyaratan kehadiran 75 % MUTLAK di penuhi.
Ironisnya, saya harus berani katakan bahwa pendidikan yang sangat saya harapkan bisa memberikan ilmu pengetahuan yang banyak untuk saya tapi justru sebaliknya. Saya merasakan betapa pendidikan disini sangat bertele-tele. Para dosen dalam mengajarkan ilmu pengetahuan juga hanya itu-itu saja dan seolah tidak berkembang. Dan saya juga ahrus berani tegas katakan bahwa saya justru mendapatkan ilmu pengetahuan dalam bidang perkuliahan saya justru dari luar perkuliahan.
Sebenarnya akan membutuhkan sebuah tulisan yang panjang untuk membicarakan semuanya. Namun melalui tulisan ini saya hanya berpesan dan berharap kepada guru-guru dimanapun, Jadilah Guru yang Cerdas, Berwawasan Luas dan Profesional serta memiliki Inovasi ide brilian dalam setiap menyampaikan ilmu pengetahuan yang kalian miliki sehingga bisa mencerdaskan anak bangsa dengan cara cepat dan tepat.
Dan perlu dicatat bahwa tidak semua orang (anak didik) di negeri ini bisa mengenyam pendidikan melalui jalur legal (Sekolah/Universitas). Diluar sana masih teramat banyak sekali anak-anak yang jangankan untuk berfikir bisa sekolah, untuk bisa makan sehari-hari saja sulit. Menghadapi gejala sosial di negeri ini, Apa yang bisa kalian BERIKAN untuk mereka yang bernasib buruk putus sekolah seperti itu (Saya pernah mengalaminya) ?
Selamat Hari Guru Nasional 2010
*Jadilah Guru yang Cerdas, Berwawasan Luas dan Profesional serta memiliki Inovasi ide brilian dalam setiap menyampaikan ilmu pengetahuan yang kalian miliki sehingga bisa mencerdaskan anak bangsa dengan cara cepat dan tepat.