Terima kasih sudah berkenan Bantu Share
Sebagai warga negara Indonesia, saya juga ikut gregetan seperti anda-anda semua ketika mendengar kasus korupsi yang dilakukan oleh para pejabat, Polisi, hakim, jaksa, anggota DPR, Bupati, Menteri, Gubernur, Pegawai Pajak, dan yang lainya (Begitu banyaknya pelaku koruptor sampai capek menyebutnya).
Yang terbaru adalah kasus penangkapan kelima terperiksa yang satu diantaranya Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang tadi malam tertangkap tangan KPK.
Namun sebagai warga negara biasa dan hanya seorang bloger, saya cuma bisa gregetan yang kemudian coba saya tulis melalui tulisan ini.
Seperti dugaan saya sebelumnya bahwa Korupsi di Indonesia selamanya akan tumbuh subur (makmur dan sejahtera) Jika kebiasaan dan kondisi dibawah ini masih terus terjadi.
Berikut ini keadaan dan peristiwa yang bisa menyebabkan Korupsi di Indonesia akan terus tumbuh subur.
#1. Korupsi di Indonesia “Diajarkan” (secara tidak sengaja/Sengaja) sejak Dini dari Keluarga, Sekolah, dan Lingkungan.
Coba kita amati di keluarga, sekolah, dan lingkungan kita, tidak sedikit kita menciptakan suasana yang dekat dan akrab untuk melahirkan budaya korupsi. Mungkin kondisi ini tanpa kita sadari tapi akan menjadi kebiasaan.
Beberapa contohnya, seperti seorang anak ketika diberikan uang untuk membelikan sesuatu oleh orang tuanya, si anak akan mengambil uang kembalianya tanpa ijin orang tua dan orang tua membiarkanya.
Kebiasaan tersebut mungkin sepele, tapi jika orang tua tidak mengajarkan tentang kejujuran tersebut sejak dini, hal tersebut bisa menjadi kebiasaan hingga si anak dewasa.
Di lingkungan sekolah lebih mudah lagi menemukan kebiasaan perilaku korupsi yaitu budaya mencotek. Lebih miris lagi saat ujian ada pihak guru yang bekerjasama dengan muridnya supaya mencotek semua karena alasan gengsi supaya siswa didiknya lulus semua saat ujian.
Seandainya saja dari yang sepele itu semua orang tua dan guru juga lingkungan sekitar tegas dan tidak ada ampun untuk korupsi sejak kecil, maka ceritanya mungkin bisa berbeda.
#2. Niat Korupsi dan Kesempatan Korupsi Terbuka Lebar
Niat korupsi itu oleh beberapa pejabat negara memang sudah ada, hal ini dikarenakan pejabat menjadi wakil rakyat dan profesi-profesi tinggi negara dan yang lainya di dapat dengan menggunakan dana yang teramat sangat banyak.
Dengan demikian mereka sadar betul bahwa supaya modal mereka kembali tidak ada cara lain selain korupsi. Karena kalau mengandalkan gaji dan tunjangan, tidak mungkin modal mereka saat kampanye atau saat menyuap supaya bisa menjadi pejabat bisa kembali.
Ketika Niat sudah ada, maka kesempatan dan berbagai celah oleh mereka bisa diciptakan dengan mudah. Apalagi jika dikerjakan secara “berjamaah”, tentunya akan jauh lebih mudah.
#3. Hukuman untuk Koruptor Sangat Ringan
Yang namanya orang, takut melakukan kejahatan di dunia ini yang pertama untuk sebagian orang bukanlah karena takut adanya TUHAN melainkan seberapa besar kita dapat hukuman (yang diciptakan oleh manusia) bernama hukum.
Jika alasan utama koruptor takut dengan hukuman TUHAN, di Indonesia tidak mungkin ada koruptor karena semua pelaku koruptor kenyataanya semua BERAGAMA DAN MENGAKUI ADANYA TUHAN. Bahkan tidak sedikit yang bergelar Ustadz juga bisa terkena kasus korupsi. Ini membuktikan bahwa koruptor itu tidak takut dengan TUHAN.
Karena Koruptor dan calon-calon koruptor sadar dan tahu betul betapa hukuman korupsi di Indonesia teramat sangat ringan, maka tidak ada alasan satupun untuk tidak korupsi. Buat apa takut karena toh kalaupun ketangkap, hukumanya sangat ringan sehingga korupsi itu lebih mengasyikan daripada memikirkan hukumanya yang sudah jelas sangat ringan.
#4. Nikmatnya Fasilitas di Dalam Penjara Sel Koruptor
Kita sudah tidak heran dan kaget jika sel untuk koruptor itu jauh berbeda dengan sel pencuri ayam. Jika anda tidak percaya, silahkan saja anda buktikan sendiri berkunjung ke selnya koruptor dan penjara untuk maling ayam, pasti berbeda.
Hal tersebut kan sudah ebrkali-kali terbukti dari beberapa kasus terbongkarnya sel pelaku koruptor yang begitu mewah menggunakan fasilitas AC, Kasur yang empuk, toilet yang bersih, bahkan bisa pakai HP, Laptop, dan yang lainya.
#5. Bonus Remisi untuk Koruptor
Masih ada lagi nih kabar baik untuk para koruptor dan calon koruptor, ya ! Bonus Remisi untuk koruptor itu terbukti masih ada dan terbukti beberapa koruptor sudah merasakan dan menikmati bonus remisi.
#6. Koruptor tetap Dipuji dan didukung PENGGEMAR setianya
Coba anda lihat para pejabat apalagi kalau dia koruptor dari kalangan pejabat sekaligus politikus, mau sebesar apapun korupsinya, begitu keluar dari sel penjara, mereka tetap didukung dan didewa-dewakan oleh para pengikut setianya. Akibatnya, sang koruptor akan merasa dirinya orang baik dan benar tanpa perlu merasa berdosa apalagi menyesal karena sudah melakukan korupsi.
Jika sudah seperti itu, dimana letak kesengsaraan dan penderitaan para pelaku koruptor di Indonesia?. Itu kenapa jangan heran jika kita melihat hampir semua koruptor kalau di depan kamera wartawan tetap saja amsih bisa senyam-senyum dan berbahagia.
Jika keadaan diatas tidak dirubah dan ditangani, maka sudah bisa dipastikan Koruptor dan calon-calon koruptor di Indonesia akan tetap banyak “ANTRI” dan kemudian merasa bangga menjadi koruptor.
sumber foto || detik.com